AUSTRALASIAN Tax Teachers’ Association (ATTA) menggelar konferensi tahunan ke-32 pada 22—24 Januari 2020.
Konferensi yang mengambil tema ‘Small Business and Innovation: Does the Taxation Support or Hinder Growth?’ ini diselenggarakan di Hobart, Tasmania. DDTC mensponsori penulis, Christine Tjen, untuk menghadiri acara tersebut. Penulis adalah Akademisi Perpajakan serta Koordinator Tax Education and Research Center (TERC) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI).
Konferensi ini menjadi wadah bagi akademisi pajak, profesional industri, dan pemerintah untuk berbagi penelitian, mengembangkan praktik pengajaran, serta mempromosikan peluang jejaring (networking) untuk memajukan displin ilmu perpajakan. Peserta konferensi tahun ini sekitar 120 orang dari berbagai negara dengan mayoritas berasal dari Australia dan Selandia Baru.
Hari pertama konferensi tahun ini diisi dengan PhD Presentations dan Presentation on Tax Education. Penulis mempresentasikan hasil penelitian milik penulis dan mahasiswanya pada sesi Presentation on Tax Education. Adapun judul penelitian yang dipresentasikan adalah ‘The Analysis of Tax Education and Tax Knowledge: Survey on University Students in Indonesia’.
Penelitian tersebut membahas tentang program inklusi perpajakan yang sedang diterapkan di Indonesia. Berkaitan dengan program tersebut, hasil penelitian tersebut juga memberikan pembahasan mengenai persepsi mahasiswa terhadap pentingnya dan kebutuhan atas pendidikan perpajakan di Indonesia.
Selanjutnya, pada hari kedua dan ketiga, konferensi tahunan organisasi non-profit yang didirikan pada 1987 ini diisi dengan Parallel Presentation. Sesi ini terbagi ke dalam beberapa topik besar, seperti Compliance, Innovation, Environmental, GST/VAT, Tax Policy, Digital Platform, dan International Taxation.
Ada pula pidato kunci (keynote speech) yang dibawakan oleh para tokoh prominen di bidang perpajakan, seperti Prof. Henry Lischer (Emeritus Professor of Law, Southern Methodist University, Texas), Dr. Keith Kendall (Member of the Administrative Appeal Tribunal), Ms. Karen Payne (Inspector General & Taxation Ombudsman), Damien Browne (Assistant Commissioner ATO).
Menariknya, sebelum hari kedua konferensi dimulai, ada acara ‘Woman In Tax’ Breakfast. Acara ini ditujukan khusus untuk para akademisi wanita yang berpartisipasi di konferensi ATTA. Pada kesempatan itu, ada pembahasan hal-hal terkait work life balance, karier sebagai akademisi wanita di bidang perpajakan, dan hal lain dalam suasana yang lebih hangat dan santai di antara sesama wanita.
Secara keseluruhan, menurut penulis, acara ini sangat menarik dan berguna bagi para akademisi perpajakan. Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dari DDTC dalam mensponsori keikutsertaan penulis dalam acara ini. Semoga kesempatan yang diberikan juga bisa membawa kemajuan dalam dunia pendidikan dan riset di bidang perpajakan di Indonesia.
Apalagi, wujud nyata dukungan DDTC untuk edukasi pajak telah dijalankan secara konsisten selama ini. Terlebih, dengan visi sebagai institusi pajak berbasis riset dan ilmu pengetahuan yang terus menetapkan standar tinggi dan berkelanjutan, DDTC juga terus menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi. Tercatat, sudah ada 26 perguruan tinggi yang sudah menandatangani perjanjian kerja sama pendidikan dengan DDTC.